Pernah nggak sih kamu denger lagu tertentu lalu tiba-tiba ngerasa lebih bahagia, sedih, semangat, atau malah mellow? Anehnya, ada aja satu atau dua lagu yang rasanya ngena banget di hati. Lagu itu bisa jadi teman di saat galau, penyemangat saat capek, atau pengantar tidur yang pas. Tapi pernah kepikiran nggak, kenapa lagu-lagu tertentu bisa jadi favorit kita? Apakah cuma soal lirik dan nada, atau ada rahasia psikologi di baliknya?
Nah, ternyata, psikologi punya banyak jawaban soal ini!
Musik = Cermin Emosi
Psikologi bilang, musik adalah cerminan dari apa yang kita rasakan atau malah, apa yang ingin kita rasakan. Misalnya, pas lagi sedih, kita cenderung dengerin lagu galau. Bukan karena kita pengen makin sedih, tapi karena lagu itu bisa “ngerti” perasaan kita. Ini disebut mood congruence. Jadi, musik favorit kita sering kali mewakili emosi terdalam yang mungkin nggak bisa kita ungkapin lewat kata-kata.
Uniknya, ada juga orang yang justru dengerin lagu semangat saat lagi down. Ini disebut mood regulation — semacam cara buat “mengatur ulang” perasaan lewat musik. Jadi, lagu favoritmu bisa jadi semacam self-therapy yang kamu pilih sendiri, tanpa kamu sadari.
Pilihan Musik Bisa Nunjukin Kepribadian
Menurut penelitian dari University of Cambridge, selera musik bisa ngasih petunjuk soal kepribadian seseorang. Misalnya, orang yang suka lagu-lagu mellow dan penuh emosi kayak Adele atau Sam Smith cenderung lebih empatik dan reflektif. Sementara yang doyan musik upbeat kayak EDM, pop, atau hip-hop biasanya punya kepribadian ekstrovert dan suka suasana ramai.
Bahkan, pecinta musik klasik dan jazz sering dikaitkan dengan tingkat kreativitas dan kecerdasan yang tinggi, lho. Tapi tentu aja, ini bukan aturan mutlak. Kita semua manusia unik, dan kadang, playlist kita pun campur aduk kayak gado-gado.
Kenangan dan Nostalgia
Salah satu alasan kenapa kita punya lagu favorit adalah karena lagu itu terhubung sama memori tertentu. Mungkin itu lagu yang diputer pas pertama kali kamu naksir seseorang, lagu yang sering kamu dengerin bareng sahabat SMA, atau lagu yang nemenin kamu pas patah hati. Musik punya kekuatan buat menghidupkan kembali momen, lengkap dengan emosi yang menyertainya.
Ini karena musik diproses di bagian otak yang sama dengan memori dan emosi, yaitu di area yang disebut amygdala dan hippocampus. Jadi nggak heran kalau satu lagu aja bisa bikin kamu tiba-tiba terlempar ke masa lalu.
Lagu Favorit Bisa Berubah
Pernah sadar nggak, lagu favoritmu zaman dulu mungkin beda banget sama sekarang? Itu karena kita tumbuh, berubah, dan selera pun ikut menyesuaikan. Psikologi menyebut ini sebagai developmental resonance — ketika kita secara alami tertarik pada musik yang cocok dengan fase hidup kita saat itu.
Pas remaja, mungkin kamu suka musik yang memberontak. Pas udah dewasa, lagu-lagu yang lebih tenang atau punya makna dalam bisa jadi lebih menarik. Semua itu normal, dan menunjukkan kalau musik itu tumbuh bareng kita.
Jadi, Apa Lagu Favoritmu Bilang Tentang Dirimu?
Coba deh buka playlist-mu dan lihat lagu-lagu yang sering kamu putar. Apakah ada tema tertentu? Apakah lebih banyak lagu galau, semangat, atau romantis? Dari situ, kamu bisa belajar banyak tentang dirimu sendiri — tentang apa yang kamu rasakan, rindukan, atau ingin capai.
Musik bukan cuma hiburan, tapi juga jendela ke dalam pikiran dan perasaan kita. Jadi lain kali kamu denger lagu favoritmu, coba nikmati dan rasakan… siapa tahu kamu bisa lebih kenal sama diri sendiri lewat nada dan liriknya.